Digital Marketing di Era Revolusi Industri 4.0

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era revolusi industri 4.0 memaksa banyak orang untuk tidak tutup mata dengan hal tersebut. Orang-orang harus bisa memahami kemajuan teknologi di masa ini karena hal tersebut sangat penting dalam kehidupan, terkhusus untuk para entrepreneur muda. Mengapa demikian? Dikarenakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di era ini menjadi hal yang harus dan wajib dipahami dan dilaksanakan sebagai bagian dalam strategi pemasaran kewirausahaan (digital marketing). Digital marketing sendiri adalah sebuah proses atau usaha dalam melakukan pemasaran produk melalui media digital dengan bantuan internet. Digital marketing sangat membantu para wirausaha karena jangkauannya yang sangat luas sehingga membuat wirausaha mudah mendapatkan konsumen dari mana saja tanpa terbatas ruang dan waktu.

Untuk semakin menggambarkan mengapa digital marketing sangat penting untuk dipelajari dalam konsep kewirausahaan, Ibu Terrylina Arvinta Monoarfa dalam video Digital Marketing – Part#1 pada channel YouTube Dedi Purwana Channel, membahas peran internet yang sudah mengubah dunia saat ini. Saat pada awalnya beberapa media konvensional dianggap yang paling mutakhir, namun seiring dengan berkembangnya jaman maka internet dan teknologi digital menguasai dunia dan mengubah perilaku konsumen. Hal ini menyebabkan terjadinya shifting pada perilaku konsumen dan ditangkap sebagai peluang oleh para pemilik bisnis, sehingga digital marketing dianggap sebagai jawaban agar para wirausaha bisa terus memenangkan persaingan yang ada dalam dunia kewirausahaan. Seperti teori yang dinyatakan oleh Darwin, “Manusia yang berhasil, yang bisa memenangkan sebuah pertempuran bukanlah orang-orang yang paling besar atau paling kuat. Tetapi orang-orang yang paling bisa beradaptasi pada perubahan.”

Menurut data yang telah dikumpulkan oleh Ibu Terrylina, pada Januari 2019 populasi penduduk di Indonesia yang berjumlah 268,2 juta, 150 juta di antaranya telah mengakses internet dan sudah aktif dalam penggunaan sosial media. Hampir 80% dari pengguna aktif media sosial mengakses media sosial menggunakan smartphone. Hal ini menjadikan peluang bagi pada wirausaha untuk memasarkan produknya di sosial media. Pada Januari 2020, populasi penduduk Indonesia meningkat 1,1% namun pertumbuhan penggunaan internet melesat lebih cepat yaitu sebesar 17%. Hal ini menunjukkan suatu hal yang harus dipandang positif oleh para wirausaha. Wirausahawan harus mulai memikirkan media digital sebagai media pemasarannya, tidak lagi hanya memikirkan mengenai strategi-strategi yang konvensional karena hal ini dianggap sudah tidak efisien lagi. Pemasaran digital lebih dinilai efisien karena didukung oleh data penggunaan internet yang cukup tinggi bukan hanya di Indonesia saja namun sudah secara global. Pada Januari 2019 aplikasi YouTube, WhatsApp, Facebook, dan Instagram menjadi sosial media yang paling banyak digunakan. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat dijadikan sasaran sebagai tempat untuk melakukan digital marketing.

Saat membahas soal digital marketing maka sama saja dengan membahas tentang bagaimana merancang sebuah strategi agar usaha kita semakin tumbuh berkembang, agar produk kita lebih dikenal, dan agar produk kita mampu bersaing dengan produk produk yang ada di pasaran. Dalam membahas hal tersebut, Ibu Terrylina menggunakan SOSTAC Marketing Diagram. SOSTAC sendiri berisi tentang Situation analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Actions, dan Control. SOSTAC ini adalah hal yang akan dirancang untuk untuk digital marketing perusahaan. Berawal dengan situation analysis, pada bagian ini kita harus tahu posisi kita sekarang ada dimana dan bagaimana. Kemudian objectives atau tujuan, di bagian ini kita harus mengetahui secara jelas tentang tujuan kita sebenarnya apa dan kemana. Selanjutnya strategy, di sini membahas tentang bagaimana menggapai tujuan yang telah ditentukan tadi. Setelah itu untuk memperkecil strategi yang telah dibuat maka kita akan menyusun taktik, pada bagian ini kita akan mencari tahu cara cara yang lebih generic untuk mencapai tujuan itu akan seperti apa. Setelah itu memulai menjalankan rencana rencana tadi dan di akhir jangan lupa mengontrol rencana yang telah dibuat. Control ini berguna untuk mengetahui apakah rencana tersebut sudah berhasil untuk mencapai tujuan tadi atau tidak. Ketika rencana tadi masih belum berhasil maka kembali lagi ke tahap awal dan mulai merencanakan strategi yang baru lagi.

Berikut adalah pembahasan untuk lebih memahami SOSTAC secara mendetail.

Pertama, pada situation analysis berbicara tentang “where are we now?” Untuk mengetahui hal tersebut kita harus mengenal dan memahami beberapa hal berikut agar bisa memahami posisi kita, yaitu memahami 5S dalam digital marketing (Sell, Serve, Speak, Save, Sizzle), melihat pandangan konsumen terhadap keberadaan kita, dan menyusun analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats).

Kedua, objectives, tahap ini membahas “where we want to be?” Pada langkah ini kita akan mengubah 5S tadi, mengimprove bagian bagian 5S tersebut agar bisnis kita berjalan lebih efisien.

Ketiga, strategy, tahap ini membahas “how do we get there?” Pada langkah ini kita akan mulai menyusun tentang segmentation, targeting, dan positioning. Kemudian merancang OVP (Online Value Proposition), kita harus tahu nilai apa yang kita unggulkan dalam bisnis. Kemudian ada juga sequence (credibility before visibility), hal ini membahas tentang bagaimana kita meningkatkan kredibilitas dengan media digital, misalnya dengan melakukan strategi mencantumkan deskripsi produk yang jelas atau memberi kebebasan kepada konsumen untuk memberikan penilaian. Bukan hanya penilaian positif, tetapi penilaian negatif juga diperlukan agar kita bisa memperbaiki kekurangan yang ada. Ada juga tentang tools atau channel apa saja yang akan digunakan dalam digital marketing.

Keempat, tactics, tentang “how exactly do we get there?” Pada bagian ini kita mempersempit strategi yang telah dirancang sebelumnya. Pada bagian ini tertuju pada e-marketing mix, communication mix, social networking, dan details of contact strategy. Hal ini membahas tentang media platform apa saja yang akan digunakan untuk pemasaran, bagaimana cara menjalin komunikasi, terkait dengan bagaimana melakukan penjadwalan posting porduk atau launching produk, dan upaya upaya lain secara lebih mendetail.

Kelima, actions, “the details of tactics, who does what and when. Dalam langkah ini terdapat responsibilities and structures, internal resources and skills, dan external agencies. Contoh dari action ini adalah melakukan promosi adsense melalui Facebook, Instagram, atau media sosial lainnya, melakukan strategi melalui hashtag, dan cara cara lainnya.

Keenam, control, “how do we monitor performance?” Dalam hal ini kita harus merancang KPI (Key Performance Indicator). Dilihat dari rancangan dalam objectives tadi, apakah strategi tersebut sudah berjalan sesuai rencana dan mencapai target target yang telah dibuat, apakah strategi tersebut bisa dilanjutkan atau harus membuat strategi yang baru. Contoh konkrit dalam KPI adalah berapa jumlah penambahan followers, dari jumlah penambahan tersebut berapa persenkah yang melakukan pembelian terhadap produk kita. Sehingga nantinya kita bisa menentukan perlu menaikan followers berapa persen lagi untuk meningkatkan penjualan.

Komentar