Kabar UMKM di Masa Pandemi

Oleh: Cindy Erlianti*

Masyarakat di seluruh dunia tentunya sudah tidak asing lagi dengan Virus Corona. Virus yang berhasil membuat gempar dunia hingga ditetapkan sebagai pandemi. Pandemi Covid-19 pertama kali dikabarkan di Wuhan, China pada Desember 2019 lalu dan menyebar dengan cepat ke banyak negara di dunia pada 2020. Banyak negara yang berhasil disusahkan oleh Pandemi Covid-19 ini, bahkan negara maju pun terkena dampak dari pandemi ini. Indonesia sendiri dikabarkan terdampak Virus Corona ini semenjak bulan Maret 2020  lalu. Berawal dari dua warga Indonesia yang berasal dari kota Depok terpapar oleh temannya yang berasal dari Jepang saat ia berkunjung ke Indonesia. 

Kabar UMKM di Masa Pandemi
Foto oleh Alexas Fotos dari Pexels

Akibat terpapar oleh Pandemi Covid-19, banyak sektor di Indonesia menjadi sangat terganggu. Tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan namun juga berdampak pada sektor pelayanan publik, ekonomi, dan lainnya. Karena pandemi ini tentunya membuat keadaan ekonomi suatu negara menjadi tidak stabil, seperti halnya Indonesia. Akibatnya banyak usaha – usaha yang menjadi korbannya, seperti contohnya para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Indonesia.

Seperti yang telah kita ketahui, UMKM memiliki peran yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di Indonesia. Sejak tahun 2010 angka pengusaha UMKM di Indonesia selalu melonjak di tiap tahunnya, bahkan menurut data yang ada angka persentase unit usaha di Indonesia sebagian besarnya dimiliki oleh para pelaku UMKM, sekitar 99%. Semenjak Pandemi Covid-19 angka pengusaha UMKM semakin melonjak. Jika di masa sebelum pandemi hanya meningkat sekitar 10 sampai 15% setiap tahunnya, tetapi di masa pandemi ini perkembangan usaha UMKM mencapai 15 hingga 20% hanya dalam beberapa bulan terakhir. Hal tersebut tidak begitu mengherankan setelah kita tahu bahwa banyaknya karyawan yang di PHK karena tempat kerjanya terdampak pandemi dan mereka harus tetap bertahan hidup di masa seperti ini. Perkembangan UMKM tidak hanya bertambah di bisnis offline tetapi juga banyak terjadi di e-commerce. Kementerian Koperasi dan UKM setidaknya telah mencatat ada sekitar 26% kenaikan penjualan di e-commerce semenjak Pandemi Covid-19 terjadi.

Namun sayangnya di masa Pandemi Covid-19 ini, banyak para pengusaha UMKM yang bisnisnya terganggu. Banyak dari mereka yang mengalami kesulitan, mulai dari penurunan pendapatan dalam jumlah yang besar hingga ada beberapa dari mereka yang terpaksa gulung tikar karena tidak bisa memutar modal lagi. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di beberapa daerah di Indonesia menjadi salah satu faktor mengapa hal itu bisa terjadi. Kebijakan PSBB yang ditetapkan pemerintah membuat banyak pengusaha UMKM menjadi sangat terbatas ruang geraknya, khususnya para pengusaha UMKM yang tidak mengenal dunia teknologi. Menurut Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, ada sekitar 30% UMKM yang telah gulung tikar dan masih ada sekitar 50 hingga 70% UMKM lain yang masih bertahan dengan memunculkan inovasi kreatif baru yang menarik. Kebijakan tersebut bukan hanya berdampak untuk para pengusaha saja namun juga berdampak kepada aktivitas masyarakat lainnya. Namun pemerintah menetapkan kebijakan tersebut bukan tanpa suatu alasan, melainkan karena angka positif Covid-19 yang semakin naik sehingga pemerintah perlu mengambil sebuah tindakan tegas untuk menekan angka tersebut.

Mengetahui bahwa banyaknya UMKM yang terdampak oleh pandemi, tentunya pemerintah tidak tinggal diam begitu saja. Pemerintah juga mencari cara agar bisa membantu para pengusaha UMKM bangkit kembali dan menjalankan bisnisnya walau di masa – masa sulit seperti ini. Pemerintah membantu dengan cara merelokasikan dana anggaran dan memfokuskan kebijakan yang ada. Pemerintah mempunya sebuah program yaitu program Pemulihan Ekonomi Nasional yang difokuskan untuk sektor UMKM. Pada sektor perbankan, pemerintah juga melakukan kebijakan yaitu memberikan bantuan dana dengan bunga yang rendah. Ada juga kontribusi lain dari pemerintah untuk membantu para pengusaha UMKM, yaitu adalah dengan peluncuran bantuan produktif untuk UMKM, setiap pengusaha UMKM diberikan dana bantuan masing – masing 2,4 juta. Presiden juga memberikan keringanan untuk menunda cicilan selama satu tahun dan juga penurunan bunga untuk nasabah usaha mikro dan usaha kecil. Berkat bantuan yang diberikan oleh pemerintah, sudah ada beberapa pengusaha yang mulai bangkit dan mulai menjalankan bisnisnya lagi ataupun memulai bisnis baru yang sesuai di masa sekarang ini. Meskipun bukan suatu hal yang mudah untuk bangkit dari keterpurukan di masa yang sulit seperti ini, namun mereka tetap berusaha bangkit dan bertahan demi memenuhi kebutuhan hidupnya.

Meskipun para pengusaha UMKM telah mendapat bantuan yang cukup untuk membantu usahanya dari pemerintah, tetapi tetap saja mereka tidak boleh terlalu bergantung hanya pada bantuan tersebut. Para pengusaha harus mempunyai strategi sendiri untuk terus melanjutkan usahanya di masa pandemi yang sulit seperti ini. Bantuan dari pemerintah bisa saja sewaktu – waktu terputus atau terhambat karena masa yang kian sulit dan disaat seperti itu para pengusaha UMKM harus melakukan suatu cara untuk terus bertahan dan berdiri di tengah pandemi yang entah sampai kapan ini.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh pengusaha UMKM agar usahanya bisa terus berjalan di masa sulit seperti ini, seperti misalnya :

Pertama, belajar memanfaatkan teknologi yang ada. Di jaman sekarang ini terknologi sudah banyak berkembang dan dapat memudahkan setiap manusia melakukan pekerjaannya. Di tengah pandemi seperti ini, para pengusaha UMKM ada baiknya untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Mereka bisa membuka toko di online shop dan meneruskan usahanya disana. Selain itu dengan adanya internet dapat memudahkan pengusaha untuk mempromosikan usahanya dimanapun dan kapanpun sehingga usaha mereka bisa dikenal oleh banyak orang.

Kedua, menciptakan inovasi yang baru. Pengusaha sudah seharusnya berfikir dengan ide – ide yang cemerlang. Hal tersebut akan sangat berguna untuk kelancaran usahanya. Seperti di masa pandemi, semua aktivitas di kehidupan banyak yang telah berubah. Untuk mendukung perubahan tersebut para pengusaha sebaiknya bisa menciptakan sesuatu yang baru. Seperti misalnya akibat pandemi ini semua orang diharuskan untuk memakai masker, para pengusaha bisa saja untuk membuat jenis masker yang dapat menarik perhatian konsumen dan tentunya sesuai dengan standar yang ada.

Ketiga, menciptakan strategi penjualan yang baru. Karena adanya PSBB dan banyak juga orang yang takut untuk keluar rumah, maka para penjual harus bisa menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekarang ini. Para penjual harus mencari cara agar barangnya masih bisa diperjualbelikan. Misalnya dengan cara membuka online shop, penjual dan pembeli tidak harus bertemu secara langsung sehingga kemungkinan terkena virus tersebut akan sangat kecil. Penjual juga bisa melakukan cara lain seperti misalnya memberikan diskon atau promo untuk menarik pelanggannya.

Masih banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk terus mempertahankan usaha di masa pandemi seperti ini. Beberapa cara diatas hanya contoh kecil yang dapat saya berikan. Kita sebagai masyarakat juga harus membantu para pengusaha UMKM yang terdampak pandemi ini. Kita dapat membeli barang yang dijual oleh mereka yang tentunya kita butuhkan juga di masa ini. Dengan cara tersebut kita dapat membantu pengusaha UMKM agar tambah bersemangat untuk terus menjalankan bisnis mereka.

*Mahasiswi Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Jakarta.

Artikel telah diposting di Dunia Kampus 4.0 - https://www.duniakampus40.net/

Komentar

Posting Komentar